LONTAR USADA RARE
(Pengobatan untuk Anak-anak)
|
[1b] Semoga tidak menemukan rintangan. Inilah
tanda-tanda bayi terkena penyakit. Jika bayi lemah tanpa tenaga, dinamakan
terserang penyakit upas tawun. Ramuan obatnya terdiri atas
gula, sinrong, dan air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Jika ada
tampak garis-garis merah pada kuku si pasien, itu dinamakan terserang
penyakit upas hyang. Ramuan obatnya terdiri atas rumput karasti,
adas, bawang tambus, diramu untuk diminum. Jika pada kuku si pasien
tampak gumpalan darah, dinamakan terkena penyakit upas warangan.
Sarana obatnya terdiri atas asam, air beras, diramu untuk diminum. Jika mata
si pasien tampak kuning agak kemerahan, dinamakan terserang penyakit upas
dewek. Ramuan obatnya terdiri atas kulit mangga hijau, asam, air bayam
merah, diramu untuk diminum. Jika kuku si pasien tampak berwarna kuning,
dinamakan terserang penyakit krikan gangsa. Ramuan obatnya terdiri
atas kunir warangan, kotoran itik,
[2a] diramu untuk diminum. Inilah obat penawar
racun, terdiri atas akar pepe dan adas 3 butir, diramu untuk
diminum. Jika tangan, kaki, dan tubuh si pasien kejang-kejang, matanya agak
memerah, dinamakan terserang tiwang penyu. Ramuan obatnya terdiri atas
tuba jenu, buah pala, kemenyan, sarilungid, sinrong, diramu
untuk diminum. Jika mulut si pasien menganga atau tertutup rapat, bulu
tubuhnya berdiri, rambutnya kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang sona.
Ramuan obatnya terdiri atas mandalika, daun pangi, bawang
merah, bawang putih, jangu, beras merah, diramu untuk bedak. Jika mata
si pasien tampak kering dan berkedip, dinamakan terserang penyakit tiwang
kapi. Sarana obatnya terdiri atas air jeruk nipis, merica, kencur, bawang
merah, bawang putih, jangu, beras merah, diramu untuk bedak. Jika
berbengah-bengah, dinamakan terserang penyakit tiwang jaran. Sarana
obatnya terdiri atas akar dalungdung, kulit dan akar kayu kapal,
bawang merah, bawang putih, jangu,
[2b] diramu untuk bedak. Ada lagi tanda-tanda
penyakit tiwang pada bayi, yaitu jika tangan dan kaki si pasien kejang
dan kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita. Sarana obatnya
terdiri atas daun meduri kuning, bawang merah, bawang putih, jangu,
beras 21 butir, diramu untuk bedak. Jika tubuh si pasien terasa berat, dinamakan
terserang penyakit tiwang kebo. Sarana obatnya terdiri atas akar
kaktus, akar beluntas, bawang merah, bawang putih, jangu, beras 11
butir. Jika bayi menangis kesakitan siang-malam, tubuhnya kejang-kejang,
dinamakan terserang penyakit tiwang kupu-kupu. Sarana obatnya terdiri
atas bunga nagasari, dioleskan di antara kedua alis. Sarana obat bayi
sering menangis malam-malam hari, terdiri atas daun sembung, sigugu,
temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu dan dilumatkan dipakai
bedak. Sarana obat bayi sering menangis pada malam hari, abu dapur, dijumput
3 kali, ditorehkan di dahi si bayi. Sarana penawar untuk bayi sering menangis
pada malam hari, yakni daun lontar,
[3a] ditulisi kalimat "Om sibyang babyang, Om syah asyah", dan daun lontar itu ditaruh di bawah tempat tidur bayi. Penawar untuk bayi sering menangis malam hari, dinamakan terserang penyakit bajang tumereretan, yakni getah nangka, dioleskan di antara alis si bayi. Sarana penawar untuk bayi suka menangis malam hari, yaitu satu gayung air disiramkan ke ujung atap dapur, dihadangi kukusan, dan air itu dipakai memandikan bayi, dengan memohonkan keselamatan kepada Bhatara Brahma. Sarana penawar untuk bayi kesakitan adalah daun lontar diberi tulisan "brahoh sasah bwasah litsyaha" dan diberi gambaran raksasa. Lontar itu ditaruh di tangan kanan si pasien. Jika bayi kadangkala tampak pucat, mukanya tampak agak memerah, dinamakan terserang penyakit katepuk tegah dewa.
[3b]
Sarana obatnya terdiri atas inti laos, inti kunir, inti lampuyang,
beras merah 12 butir, diramu untuk diminum. Apabila bayi menderita sakit
perut, terasa melilit, dinamakan penyakit tiwang gurita. Sarana
obatnya adalah akar dapdap hutan, akar kelor, bawang merah, bawang
putih, jangu, diramu untuk diminum. Ada lagi jenis penyakit tiwang tikus
yang berjangkit di pusar. Sarana obatnya adalah daun samanjahi, merica
21 biji, bawang putih, jangu, diramu dan dipoleskan di bagian tubuh yang
sakit. Jika terserang penyakit tiwang terasa menusuk-nusuk di pusar,
sarana penawarnya adalah akar terung bola, akar lalang, bawang putih, jangu,
air liur merah, diramu dan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Jika bayi
menderita muntah-muntah, dinamakan terserang penyakit tiwang belabur,
sarana obatnya adalah daun sirih tua 7 lembar, daun jeruk rontok 7 bidang,
bawang merah, bawang putih, jangu, direbus dipakai minuman. Inilah
[4a]
tanda-tanda bayi menderita sakit panas, atau tubuhnya gerah, janganlah kurang
waspada memeriksa nafas dan matanya, jika putih matanya tampak berisi darah,
hitam matanya tampak kekuning-kuningan, pertanda si pasien panas. Jika putih
matanya tampak agak kekuning-kuningan, dan juga anak-anakan matanya
kekuning-kuningan, bibirnya kering, pertanda si pasien itu panas. Jika
sekujur tubuh si pasien berbuah-buah, bulu tubuhnya berdiri, rambutnya kaku,
periksalah dari kedua tangannya, jika ada aliran nafas deras, mendesir,
pertanda si pasien panas. Apabila dada si pasien ditekan, muncul detakan
tenaga, nafas di hidung terasa panas, bibirnya kering, jari-jari tangan dan
jari-jari kakinya dingin, pertanda si pasien panas dalam. Jika putih mata si
pasien tampak kebiruan, juga anak-anakan matanya berwarna biru,
[4b]
aliran nafas berkumpul di mulutnya, pertanda si pasien kedinginan. Jika dada si pasien ditekan, tidak ada
getaran, nafas yang keluar dari hidung terasa dingin, pertanda si pasien
kedinginan. Apabila jari-jari kaki si pasien terasa dingin, nafas yang keluar
di hidung juga terasa dingin, pertanda si pasien kedinginan. Jika putih mata
si pasien tampak kekuningan, dan juga hitam matanya berwarna kekuningan,
tangan dan kakinya dingin, setiap menjelang sore hari, nafas muncul di bibir
terasa panas, pertanda si pasien menderita kegerahan. Apabila tubuh si pasien
terasa gerah setiap sore hari, nafasnya kencang, nafas yang keluar dari
hidungnya terasa panas, pertanda si pasien menderita panas. Dan jika nafasnya
mengendor, jari-jari tangan dan kakinya dingin setiap sore, nafas yang keluar
dari mulut terasa panas, pertanda si pasien menderita penyakit sebaha
gantung. Apabila bibir si pasien pecah-pecah, nafas di hidungnya terasa
panas,
[5a] aliran tenaganya panas, tangan dan kakinya dingin, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Dan jika bibir si pasien pecah-pecah, nafas di hidung terasa dingin dan agak tertahan, jari-jari kakinya dingin, sekujur tubuhnya gerah, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Jika bibirnya kering, dan mual-mual, nafas di hidung terasa panas, gerah setiap menjelang sore, tangan dan kakinya dingin, pertanda si pasien menderita sebaha jampi. Dan apabila jari-jari kaki si pasien panas, nafas di hidung terasa dingin, pertanda si pasien menderita asrep kapendem. Jika nafas di hidung si pasien terasa panas, jari-jari kakinya panas, kukunya tampak kemerahan, pertanda si pasien menderita panas terus. Jika jari-jari kakinya dingin, bibirnya terbuka-tertutup, pertanda si pasien menderita srep terus. Sarana obat untuk bayi tidak
[5b] mau makan, dinamakan menderita sebaha nyuh,
adalah miana hitam, sulasih harum, daun tatahiwak 3
pucuk, jeruk nipis, air cendana, adas, dilumatkan dan direbus, dipakai mandi.
Sarana obat bayi menderita panas-dingin adalah lampuyang, lenga wijen,
dipakai obat gosok. Dan sarana obat popok kepala adalah gamongan kedis,
musi, minyak kelapa, diramu dan dipendam dalam abu panas, dipakai popok
kepala. Dan sarana obat popok di pusar adalah serabut dedap, pantat
bawang putih. Sarana obat panas-dingin adalah buah pala, dewandaru, ler
wandawa, dipakai bedak. Sarana obat untuk bayi panas adalah beras merah,
buah sirih, bawang, adas, dipipis untuk dijadikan bedak. Ramuan obat untuk
bayi panas adalah daun waribang, daun gandarusa kling, air
arak, dipakai menggosok tubuh pasien.
[6a] Sarana obat untuk bayi panas adalah daun gandarusa
kling, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk
menyembur. Obat untuk bayi panas adalah daun sembung,
bangle, kelapa bakar, temulawak, dipipis dijadikan obat gosok, dan
sarana obat untuk menyembur tubuhnya adalah daun sirih, daun sembung,
dilumat lalu dicampur dengan garam, gamongan, dipakai menyembur.
Sarana obat panas membara dan gelisah adalah kelapa, adas, air jeruk nipis,
dipakai ramuan air mandi. Sarana obat panas gerah gelisah adalah akar
sembung, akar kesimbukan, akar pancar sona, kelapa bakar,
bawang tambus, air ketan gajih, garam yodium, diramu untuk
diminum. Sarana obat untuk anak-anak menderita kegerahan dan gelisah adalah paspasan,
padang lepas,
limau, dipakai bedak. Sarana obat bayi (anak-anak) gerah gelisah adalah
akar
[6b]
katepeng, bunga paspasan, cendana, banyu tuli, dipakai
ramuan air mandi. Sarana obat untuk bayi/anak-anak menderita gerah seperti
dipanggang adalah kulit pohon pule, air jeruk nipis, bawang, adas,
diramu untuk minuman. Sarana obat bayi/anak-anak menderita panas gelisah
adalah kayu tulak, kayu sangka, dahusa kling, cendana,
air limau, dipakai obat bedak. Dan
sebagai obat minum adalah padang
lepas, asam, bawang tambus. Sarana obat bayi panas dalam, dipakai
menyembur tubuh si pasien, adalah daun kameniran, paspasan, adas, pulasari.
Sarana obat minum untuk bayi/anak-anak menderita panas dalam adalah akar silagui,
adas, air santan. Sarana obat minum untuk bayi menderita panas dalam
adalah tunas daun pancar sona, bawang mentah, air beras.
[7a]
Sarana obat untuk bayi menderita panas dalam adalah kembang wane, belimbing
besi, bawang mentah, air ketan gajih, diteteskan di hidung pasien
dan dipakai minuman. Sarana obat untuk penyakit tiksna kapendem adalah
labu siam,
temulawak, bawang tambus, dipakai menetes hidung dan untuk diminum. Sarana
obat bayi menderita panas adalah tunas kapuk, tunas kelapa dibakar, bawang tambus,
air ketan gajih, dipakai obat tetes hidung dan juga untuk diminum. Ada lagi ramuan lain terdiri atas tunas
kelapa dibakar, tunas kapuk, tirisan rotan, damuh klengis, pijer
bakar, dipakai obat tetes dan obat minum. Sarana obat untuk bayi panas adalah
kulit pohon ulu, air ketan gajih, air cendana, diisi air jeruk
nipis, sarilungid, bawang tambus, dipakai minuman. Obat untuk bayi
menderita sebaha jampi adalah akar medong, daun sembung, kesimbukan,
dingin-dingin, kelapa bakar, ditim dan dikukus
[7b] diramu dengan sarilungid, bawang tambus,
untuk diminum. Sarana obat untuk bayi menderita sebaha jampi adalah
daun dan akar belimbing besi, daun orob, dan kulit pohonnya
dibakar, akarnya ditambus, empu kunir tambus diambil intinya
saja, asam bakar, bawang tambus. Sarana obat untuk bayi menderita
panas dan perut kembung adalah daun kameniran, daun sumanggi gunung,
kulit pohon pule, air ketan gajih, ditumbuk, disaring untuk
diminum. Obat bayi menderita perut kembung adalah daun canging, padang
lepas, adas, dijadikan obat sembur. Obat untuk bayi menderita perut
kembung dan kaku adalah asam, pulasari, santan, diminum. Obat untuk
bayi menderita perut kembung dan kaku adalah daun mer, daun teki,
bawang, adas, dipakai obat sembur. Obat untuk bayi menderita perut
kembung
[8a] dan kaku adalah bangle, mesui,
diramu untuk menyembur. Obat
untuk bayi menderita perut kembung, tidak mau buang kotoran dan kencing
adalah daun waribang, air limau, inti kunir, santan, diminum. Obat
untuk bayi menderita perut kembung menggelisahkan adalah daun belimbing
besi, bangle, bawang, adas, dipakai menyembur. Ada lagi sarana
lain adalah daun tinga-tinga, bawang, adas, dipakai menyembur.
Obat untuk bayi menderita perut kembung adalah sawi, kunir warangan,
air hangat, diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi bengka
adalah akar sembung, akar silagui, akar dedap, pancar sona,
kelapa muda kopyor, dijadikan tim dan dikukus hingga matang, lalu diramu
dengan sarilungid, belulang kerbau, dipakai obat minum. Obat untuk
bayi menderita penyakit jampi bengka adalah buah delima, daun kesimbukan
hitam, dilumat dicampur dengan air arak, lalu diminum. Obat untuk bayi
menderita jampi adalah akar jaruti
[8b] putih, temulawak, ginten hitam, gula, santan
kelapa bakar, garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita
penyakit jampi panas dalam adalah daun dan akar belimbing besi, kelapa
bakar, pulasari, diramu dengan sarilungid, adas, inti bawang tambus
direbus hingga matang, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita sakit jampi,
terasa sakit di pinggang, di bibir, dan di lidah, serta merasa sesak, adalah
akar dedap, akar kendal batuka, kulit pohon waribang,
sulasih harum, diramu dengan gambir anom, adas, pulasari, sarilungid,
bawang tambus, ditim dan dikukus, disaring untuk diminum. Obat untuk bayi
menderita jampi dan perut kembung, dinamakan penyakit jampi agung,
dan terasa kaku di bagian hulu hati, agak perih, batuk agak kering tidak
putus-putusnya, sarana obatnya adalah akar kutat kedis, akar kelapa
kopyor muda, kulit pohon ulu, diramu dengan gambir anom,
[9a] dipipis untuk obat minum. Sarana untuk
menyembur tubuhnya adalah daun kutat kedis, diiris tipis dan dicuci
dengan air bersih, lalu dipepes diramu dengan ketumbah bolong, untuk
menyembar bagian perut pasien. Dan ramuan obat untuk menyembar hulu hati
pasien adalah kulit pohon pule yang tebal, kelapa bakar, ketumbah
bolong. Obat untuk bayi menderita jampi kalingsih adalah buah belimbing
besi, pulasari, dimakan. Daun belimbing besi dicampur
dengan adas dipakai bedak di bagian pinggang. Obat untuk bayi
menderita jampi kalingsih adalah daun dan akar pasatan lingir
diramu dengan adas, bawang tambus, gulasari, santan kane,
direbus hingga kental, lalu diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut
kaku adalah sulasih harum, bangle, ginten hitam, dipakai bedak.
Obat untuk bayi menderita perut kaku adalah empu kunir, lampuyang ditambus, ketumbah,
[9b] kulabet, untuk
diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kaku, di hulu hati membengkak,
sarananya adalah buah sirih, temulawak, ginten hitam, untuk diminum.
Dan sebagai obat sembur adalah kunir, laos, lampuyang, diiris
tipis diramu dengan sinrong. Sarana obat untuk dihirup oleh si pasien
adalah laos, cendana, sedikit air kapur, air jeruk nipis. Dan sebagai
obat sembur untuk si pasien adalah kulit pohon tibah, daun limau, kunir
warangan, ketumbah, garam yodium, disembur pada hulu hati si pasien. Obat
untuk bayi menderita mual-mual dan mengeluarkan buih adalah kulit pohon bunut
bulu, bawang, adas diramu untuk diminum. Dan sebagai obat semburnya adalah bangle,
kencur, akar kelor, semua sarana itu dipanggang. Obat untuk bayi
menderita penyakit jampi mual-mual adalah laos kapur, garam, santan kane,
didinginkan, lalu diminum.
[10a] Obat untuk bayi menderita mual-mual dan sesak
di hulu hati, sarananya: temulawak dicampur madu, diramu dengan sarilungid,
lalu diminum. Obat untuk bayi mual-mual dan sesak di
hulu hati, sarananya: 3 irisan laos, bawang putih, kapur
sedikit, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita panas dan henek
di hulu hati, sarananya: daun kasine, adas, banyu tuli, diramu
untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut, usus terasa seperti
putus, tidak bisa bergerak, sarananya: kulit pohon nyali, daun
beluntas, mesui, temulawak, gerabah dibakar lalu dicelupkan ke dalam
ramuan obat, kemudian ramuan obat itu diminum. Obat untuk bayi menderita
penyakit perut, sarananya: air cendana, kemiri, bawang tambus, diramu
untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut, sarananya: pala, air
cendana, ketan gajih, diramu untuk diminum. Dan
sebagai pupuk di pusarnya, sarananya adalah serabut dedap, pantat
bawang putih, dipakai pupuk. Obat untuk bayi menderita sakit perut,
[10b]
sarananya: kapur, bangle, jahe pahit, merica 3 butir, bawang merah, bawang
putih, jangu, air arak, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat
untuk penyakit sula gurita, sarananya: abu dapur, pantat jeruk nipis,
bawang merah, bawang putih, jangu, air arak, diramu untuk menggosok tubuh
pasien. Obat untuk bayi tidak bisa berak, sarananya: tunas daun waru 7
lembar, limau, bawang tambus, dilumatkan dan disaring untuk diminum.
Obat untuk bayi tidak mau berak, sarananya: daun sirih 12 lembar, garam tiga
jumputan, dilumatkan dan ditambalkan pada kandung kencingnya. Obat untuk bayi
tidak mau berak dan kencing, sarananya: kulit ari buah kemiri dan akar
kemiri, ditempelkan pada kandung kencing hingga ke atas kelamin. Obat untuk
bayi mencret, sarananya air ambua, bawang tambus, diramu untuk
diminum. Bedaknya memakai sarana daun kalayan dan gamongan.
Obat untuk bayi
[11a] mencret, sarananya: air ketan
hitam dan adas, diramu untuk diminum. Bedaknya
memakai sarana tunas daun gunggung, tunas daun basa-basa, tunas
daun sentul, tunas daun juwet, gamongan, ketumbah, kunir,
dilumatkan lalu dibedakkan. Obat untuk bayi mencret mengeluarkan air,
sarananya: daun sanggalangit, banyu tuli, diramu untuk diminum. Obat
untuk bayi mencret deras, sarananya: daun medong dilumatkan dengan
batu, ketika menumbuknya jangan dilangkahi, lalu diramu dengan bujangga
dewa 3 iris, sidawayah, dilumatkan lalu diminum. Obat untuk bayi
mencret, sarananya: tunas daun kesimbukan, sulasih merik 3 lembar, bangle
3 iris, ginten hitam, ditumbuk (disaring), lalu diminum. Obat untuk
bayi mencret mendidih, agak seret, sarananya: daun bengkel, santan kane,
direbus diramu dengan sarikuning, lalu diminum.
[11b]
Obat untuk bayi menderita sakit perut, henek di hulu hati, dan
mencret, dinamakan terserang penyakit garabab, sarananya: akar dedap,
akar dalungdung, akar kayu putih, direbus, setelah matang diramu
dengan bawang tambus, adas, banyu ambwa, lalu diminum. Obat untuk bayi
mencret dan sulit sembuh, sarananya: kulit buah delima, diiris-iris lalu
digoreng tanpa minyak, dicampur secukupnya, lalu ditumbuk dipakai menggosok
perut dan pinggang pasien. Obat untuk penyakit berak bercampur darah,
sarananya: bunga kelapa hijau yang berada di arah timur laut, daun kendal, akar pakis hijau, gula, santan kane,
lalu diminum. Obat untuk bayi membuang kotoran bercampur darah, sarananya:
sulur beringin, akar rumput daun, santan kane, diramu untuk diminum.
Obat untuk penyakit membuang kotoran bercampur darah, sarananya: buah pinang
jumbo, daun benalu, keduanya diiris-iris,
[12a]
lalu dimakan. Obat untuk bayi membuang kotoran bercampur darah, sarana: kulit
pohon turi merah, daun kusambi, serbuk ampo, dicampur gula, banyu
tuli, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit lelengedan,
sarananya: sulur beringin, tebu hitam, gula, santan kane, diramu untuk
diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit lelengedan, sarananya:
kulit pohon kayu putih dan akarnya, adas, bawang tambus, diramu untuk
diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit lelengedan, sarananya: isep
nanah, isep getih, bawang adas, diramu untuk obat gosok. Obat untuk bayi
menderita penyakit pejen (semacam disentri), sarananya: sulur
beringin, akar silagui, bawang tambus, diramu untuk diminum.
Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya: akar kembang
sepatu putih, akar demung, bawang tambus, air beras, diramu
untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen, sarananya:
daun sanggalangit, bawang, adas, dipakai menggosok tubuh pasien.
[12b]
Ada lagi
sarana lain, yaitu daun katepeng, bawang, adas. Ada pula memakai sarana daun mer, bawang,
adas, diramu untuk menggosok tubuh pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit
pejen, sarananya: kulit pohon turi bang, kulit kuang,
temulawak, diramu dengan gula, garam yodium, untuk diminum. Obat untuk bayi
menderita penyakit pejen bercampur nanah dan darah, sarananya: buah
pare-pare muda dan akarnya, dilumatkan dan disaring dengan kapas, dicampur
dengan inti kelapa hijau, garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk
menahan penyakit pejen dan lelengedan, sarananya: ketan hitam, majakane,
majakling, palasari, intisari podi, ditumbuk lalu dipendam dalam abu
panas, (setelah matang) ditelan. Obat untuk bayi menderita penyakit pejen
dan ambien, sarananya: akar kecubung yang sudah tua, dipendam dalam abu
panas sampai matang, diramu dengan ginten hitam, dipakai menggosok pinggang
dan bagian perut di bawah pusar si pasien. Obat untuk bayi mengeluarkan darah
dari hidung, sarananya: putik beringin, akar kembang sepatu putih,
[13a] minyak, adas, diramu untuk diminum.Obat
untuk bayi mengeluarkan darah dari hidung, sarananya: sembung gantung,
lampuyang, jalawe, sarilungid, dilumatkan dan dipendam dalam abu
panas, kemudian ditempelkan di hidung pasien. Bedaknya memakai sarana: daun wedi,
wangkosari, lampuyang, inti dres. Obat untuk bayi mengeluarkan darah
dari hidung, tanpa putus-putusnya, sarananya: daun wira gunung. Jika
putih matanya tampak kebiruan, bulu matanya kusut, pangkal lehernya terasa
bagaikan dijerat, pasien itu dinamakan terkena serangan penyakit siksik.
Jika bayi baru saja tidur, tiba-tiba bangun menangis tiada jelas apa yang
diminta, setiap hari tubuhnya gerah, tetapi kuat makan, bayi itu dinamakan
terserang penyakit siksik. Jika ada bayi kurus kerempeng, kuat makan,
pangkal lehernya terasa bagaikan dijerat, bayi itu dinamakan terserang
penyakit siksik. Jika ada bayi kuat makan,
[13b] berkeringat bercucuran, suka menangis malam
hari, putih matanya tampak kebiruan, bulu matanya kusut, dinamakan terserang
penyakit siksik lengis. Obat untuk penyakit siksik,
sarananya: empedu dan hati ayam berbulu merah, dipanggang di atas tungku,
ditusuk dengan sapulidi 3 batang, apinya supaya memakai arang, setelah matang
lalu dimakan. Manteranya adalah: "Om sanghyang raditya ulan
taranggana, kasilir dening angin, syar apadang" (Ya Dewa Matahari,
Bulan, dan Bintang, tertiup angin terang benderang). Obat penyakit siksik,
sarananya: kulit pohon kayu putih, gula, garam yodium, diramu untuk diminum.
Manteranya: "Om dewa amaksakaken, dewa apinaksakaken, teka pupug
punah" (Ya Tuhan yang menekadkan, Dewa yang dinekadkan, datanglah
hancurkan dan punah), (ucapkan tiga kali). Obat popoknya memakai sarana:
daun bungkak diiris tipis, dan adas. Untuk menyembur di lekuk
telinga dan bahu si pasien, memakai sarana sinrong jangkep. Obat untuk
penyakit siksik, sarananya:
[14a] Ayam berbulu merah dipanggang di tempat
jatuhnya air atap rumah, diramu dengan sujen pugpug dan air susu ibu
yang baru melahirkan sekali, manteranya: "Om Om candra raditya
mungguh ring kiwa tengenku, den tatas rahina, Om cetning (ucapkan tiga kali),
jeng" (Ya Tuhan Dewa Bulan Matahari bertempat di kiri kananku dan
menerangi hari). Obat untuk penyakit siksik, sarananya: miana
hitam dipakai menetesi mata si pasien, manteranya: "Om cacing
kapuluku, panem atuwa, matuwa pati (ucapkan tiga kali), pati-pati-pati, kedep
sidi mantranku" (Ya cacing Kapuluku yang tertua mati, mati, mati,
ampuhlah mantraku). Obat penyakit siksik, sarananya: sembung
gantung, kunir warangan, minyak kelapa, ditakar masing-masing secangkir,
bawang putih, jangu, diramu untuk diminum, manteranya: "Om
candra raditya, ring mukanku, matanku tan kaliputan alamur, sun sang carik,
caliring" (Ya Dewa Bulan Matahari di mukaku, di mataku tak kena
rabun, dan juling) (ucapkan tiga kali). Obat untuk penyakit siksik, sarananya: sikat
anyar, daun laja satu dahan, dipakai bedak. Obat untuk penyakit siksik
lengis, sarananya: daun
[14b] udani dan akarnya,
daun dan akar beluntas, daun dan akar kayu sekang, bawang merah,
bawang putih, jangu. Manteranya: "Om sang tunjung putih, tumeraping daging putih,
tumeraping balung putih, lebar bhatara guru sakti, manawar upas tan mandi,
cetik tan mandi, teka tawar, teka tawar, teka tawar". Sebagai bedak,
sarananya: jari tengah daun suren diramu dengan ketumbah, laos,
bawang merah, bawang putih, jangu. Sarana obat untuk ditempelkan di
kening atau di belakang daun telinga: daun dan akar buhu, bawang
merah, bawang putih, dan jangu. Obat untuk penyakit siksik,
sarananya: empedu kodok, hati ayam, ginten hitam, ditempelkan di bagian tubuh
yang sakit. Obat penyakit siksik, sarananya: putik cempaka 11 biji,
ditumbuk, jangan diisi air, bawang, ditempelkan di bagian tubuh yang sakit.
Obat untuk penyakit siksik, sarananya: lembaran tembaga diberi gambar
belibis makan cacing, diikat dengan benang tiga warna (merah, hitam, putih),
digantungkan di leher si pasien,
[15a] dimohonkan keselamatan kepada Brahma,
dengan sesajen canang buratwangi 1 tanding. Manteranya: "srowa
srowi, nyanyah magenyah". Obat untuk bayi terserang penyakit tuli,
sarananya: bawang merah, bawang putih, dan jangu, dilumatkan, diisi
minyak sedikit, kulit kerang, lalu ditempelkan di telinga si pasien. Obat
untuk bayi tuli, sarananya: akar gelagah, adas, diramu untuk
ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk bayi tuli curek
(mengeluarkan cairan berbau busuk dari telinga), sarana: daun sirih jantan
dipanggang, dan semasih hangat ditempelkan di telinga si pasien. Obat untuk
bayi menderita penyakit jampi, sarana: akar silagui, akar bayam
lemah, akar pulet-pulet putih, inti bawang, ditambus,
diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit jampi dan
mencret, sarananya: kertas koran dibakar, diambil abunya, lering wandawa,
diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit sebaha jampi,
sarananya: kulit pohon kendal, kulit pohon kenanga,
[15b] kulit pohon turi putih, kelapa bakar, wijen
sananga, pohon pisang, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau
makan, sarananya: daun sembung, bawang tambus, diramu untuk
diminum. Obat untuk bayi menderita sakit perut kembung, tidak mau makan,
sarananya: segenggam daun sumanggi gunung, daun pepe 3 lembar, kunir
warangan, rebung bambu, bawang tambus, diramu untuk diminum. Obat
untuk bayi muntah-muntah, sarananya: empu kunir, kencur, adas, majakling,
garam, ketumbah, dilumatkan, ditambus, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi
kurus, sarana: kepiting batu mentah, kayu daringo, ditumbuk, lalu
ditempelkan di perut si pasien. Obat untuk bayi batuk, sarana: daun belimbing
besi, bawang merah, bawang putih, jangu, disemburkan pada dada si
pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit siksik, sarana: akar jali,
akar silagui, cecak bakar, bawang tambus,
[16a] garam yodium, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita penyakit kurawitan, sarananya: tunas daun sumanggi, arak asam, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi menderita bengkak, sarananya: kamakara ditumbuk, ditempelkan di bagian bawah pusar. Obat untuk bayi tubuhnya panas gerah, sarananya: daun sigugu, daun pupulutan, dilumatkan, ditempelkan di bagian tubuh pasien yang sakit. Obat untuk bayi suka menangis malam hari, sarananya: daun sembung, daun sigugu, temulawak, bawang merah, bawang putih, jangu, dilumatkan ditempelkan di bagian tubuh bayi yang sakit. Obat untuk bayi suka menangis malam hari, sarananya: abu dapur dijumput tujuh kali, lalu ditorehkan di dahi pasien. Obat untuk bayi terserang penyakit inja, sarananya: daun teleng, daun kalundahan, air arak, dipakai bedak. Obat untuk bayi menderita penyakit inja, sarananya: daun kem, kemiri, adas, dipakai bedak. Inilah tatacara memberhentikan bayi menyusui, jika bayi laki-laki, sebaiknya dilakukan setelah berumur 630 hari, jika bayi perempuan, sebaiknya dilakukan setelah bayi berumur
[16b] 420 hari, namun sebaiknya juga memohonkan
keselamatan kepada Dewa Brahma dengan sesajen canang 1 tanding,
air 1 gayung, telor ayam 1 butir, ditaruh di kolong tempat tidur, lalu si
bayi disuruh mengambil telor itu, kemudian disiram dengan air 1 gayung dari
atas. Adapun untuk payudara ibunya diberi sarana penawar berupa sulur kantawali
sepanjang sepinggang, dipakai setiap hari. Ada lagi sarana lain: telor ayam 1
butir, canang 1 tanding, air 1 gayung kecil, dimohonkan keselamatan di
dapur, dilakukan di depan sanggah kamulan, bayi dikurung dengan
sangkar ayam, telor ayam itu juga ikut dikurung, lalu bayi disuruh mengambil
telor itu, kemudian bayi itu disiram dengan air 1 gayung kecil. Untuk ibunya
disuruh memakai sarana sulur kantawali.
[17a] Inilah dinamakan ganapati, mohon untuk
dirahasiakan, sebagai penolak segala macam bahaya, yakni air berwadah
tempurung kelapa hitam, dan irisan daun bergetah, pasien diperciki 3 kali.
Jika bayi masih sakit, mohon diberi mantera 3 kali. Jika bayi pergi,
sarananya memakai air liur merah (bekas mengunyah sirih), diberi mantera, dan
dioleskan pada dahi si pasien. Jika bayi berjalan kaki, tataplah matanya
sambil mengucapkan mantera, disembur dengan mesui. Jika bayi tidur,
ucapkan mantera 1 kali. Inilah ajian pengusir penyakit, sarana: waribang,
inti besi, air berwadah sibuh cemeng (tempurung kelapa hitam yang
kecil), dipercikkan kepada si pasien, manteranya: "Om sanghyang
ubar-abir, i panundung gering kapapas, yan gering kaumak-amik, yanana gering
kadesti, sanghyang ubar-abir angundurang gering, balik mulih ka paumahanmune,
kon mangleyak ibanmune, kon maneluh ibanmune, petoken pianakmune, kakretekun
cucunmune, amah sarosob (Ya Dewa Ubar-abir pengusir segala penyakit dan
kembalilah segala penyakit ke pembuatnya),
[17b] ebat awak sariwanmune, sanghyang ubar-abir gurunmune, kita anembah
sanghyang ubar-abir, Om sa ba ta a i na ma si wa ya". Inilah penawar penyakit, jika tanah
angker, ataupun berisi guna-guna dan jimat yang menyebabkan sakit, sarananya:
nasi 9 tanding, berisi daging babi, garam dapur, ditempatkan ke
sembilan penjuru, pada saat senja hari, dipasang di depan rumah, disiram
dengan air 3 kali, dan diperciki air 3 kali, manteranya: "Om durga
sirep, bhutakala dengen sirep, desti taranjana sirep, aku dewataning bayu,
aku amancut guna, amancut gering, durga sirep, wisya mandi, amancut
papasangan pamendeman, kapupug dening hyang wiryawan, teka pupug punah,
punah, punah, waras, waras, waras. Om brahma sirep" (Ya Dewa
Durga takluk, Bhuta Kala Dengen takluk, dan juga segala ilmu hitam, aku
dewanya Bayu penghancur segala penyakit, punah, punah, dan sembuh). Mantera tersebut diucapkan setiap hari
Kliwon, jangan sembrono,
[18a] dapat membuat mantera menjadi tidak manjur.
Adapun tanda-tanda orang menderita penyakit tiwang, yakni perutnya
mual-mual, bergerak naik mendesak hingga ke hulu hati, itu dinamakan penyakit
tiwang balukung. Sarana obatnya adalah sumanggi gunung dan
asam, diperas dan disaring lalu dipanaskan, untuk diminum. Jika tubuh pasien
kaku, tangannya menggenggam, lidahnya terjepit, dinamakan terserang penyakit tiwang
dengen, Bhatara Guru membuat penyakit tiwang. Sarana obatnya
adalah kapas tahun diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien terasa seperti
ditusuk, mual-mual dan terasa henek di hulu hati, dinamakan terserang
penyakit tiwang temen. Sarana obatnya adalah nangka muda, beras merah,
laos kapur, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Jika alis pasien
berkedutan, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog. Sarana obatnya
adalah kulit pohon tinggulun, dipakai bedak kaki, dan untuk menyembur
perutnya hingga ke hulu hatinya dipakai sarana daun dedap yang sudah
gugur, laos kapur, dan ketumbah. Jika punggung pasien melengkung,
tidak bisa membalikkan badan,
[18b] dinamakan terserang penyakit tiwang bangke.
Sarana obatnya adalah jarak bang, akar bayam bangke, bawang,
adas, diramu untuk bedak. Jika kaki pasien lemas, tidak bisa berkata,
dinamakan terserang penyakit tiwang bantang. Sarana obatnya adalah
kapur bubuk, kunir warangan, diramu untuk bedak kaki. Dan obat untuk diminum
memakai sarana air cendana dan air jeruk nipis. Jika hulu hati pasien terasa
sakit, melilit-lilit di pusar, gelisah, disebut terserang penyakit tiwang
lumba-lumba. Sarana obatnya adalah akar kaktus, beras merah, diulek lalu
ditempelkan pada pusar si pasien. Jika pusar pasien terasa sakit melilit,
dinamakan terserang penyakit tiwang wedus. Sarana obatnya adalah
kencur, bawang, jahe, lombok, kemiri, dilumatkan untuk ditempelkan pada pusar
pasien. Jika perut si pasien terasa melilit, dinamakan terserang penyakit tiwang
rare. Sarana obatnya adalah miana hitam, sulasih merik, uku-uku, bawang,
adas, diramu untuk menyembur perut si pasien. Jika perut si pasien terasa
bergerak naik
[19a] membatu, dinamakan terserang penyakit tiwang
lesung. Sarananya adalah mata lesung dikerik, gempong canging,
laos kapur, beras, diramu untuk bedak. Jika hulu hati si pasien terasa kaku,
sikunya menyingguk-nyingguk, dinamakan terserang penyakit tiwang tundik.
Sarana obatnya adalah asam, beras kuning, merica gundil, diramu untuk
menyembur hulu hati pasien. Dan bedaknya memakai sarana kayu kwang, padang
lepas. Jika hulu hati pasien terasa seperti ditusuk dinamakan terserang
penyakit tiwang mong, dan jika disertai rasa menusuk ke dalam,
dinamakan terserang penyakit tiwang rangsek. Sarana obatnya adalah kamadangan,
jahe pahit, diramu untuk menyembur bagian tubuh yang sakit. Jika terserang
penyakit tiwang uyang, sarana obatnya adalah gamongan, dipakai
menyembur pusar pasien. Jika diserang penyakit tiwang kekeh,
sarana obatnya adalah benalu pada pohon delima, bawang, dipakai menyembur
pasien. Jika tubuh pasien terasa gerah, dinamakan terserang penyakit tiwang
bangke, matanya melotot. Sarana obatnya adalah daun sirih tua,
[19b] bawang merah, bawang putih, jangu,
diramu untuk bedak. Jika tangan pasien kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang
gurita, sarana obatnya adalah daun meduri kuning, dipakai bedak. Jika
tubuh pasien terasa berat, dinamakan terserang penyakit tiwang kebo,
sarana obatnya adalah akar rangrang, bawang merah, bawang putih, jangu,
akar kaktus, diramu untuk bedak. Jika pasien membelit-belit, dinamakan
terserang penyakit tiwang be julit, sarana obatnya adalah padang alya,
bawang merah, bawang putih, jangu, daun sirih, dipakai untuk membedak kaki
pasien. Jika tangan pasien kuat bergerak-gerak, dinamakan terserang penyakit tiwang
gurita. sarana obatnya adalah daun dedap hutan, bawang merah, bawang
putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika mulut si pasien kadangkala menganga
atau kadangkala tertutup, dinamakan terserang penyakit tiwang mang,
sarananya obatnya adalah daun dan akar tuba jenu, kaya ampang,
diramu untuk bedak. Jika tangan dan kaki pasien kaku, serta berkedut-kedut,
dinamakan terserang penyakit tiwang penyu, sarana obatnya adalah tuba jenu,
pala, sarilungid, sinrong, diramu untuk bedak. Jika tubuh pasien
tampak kehitaman, dinamakan terserang penyakit tiwang gowak, sarana
obatnya adalah sulur paperon, bawang merah, bawang putih, jangu,
[20a] diramu untuk bedak. Jika mulut pasien menganga
dan kadangkala tertutup, dinamakan terserang penyakit tiwang asu,
sarana obatnya adalah pangi, bawang merah, bawang putih, jangu,
mandalika, dan beras, diramu untuk bedak. Jika alis pasien berkedut,
dinamakan terserang penyakit tiwang bojog, sarana obatnya adalah daun
jeruk nipis, merica, kencur, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk
bedak. Obat untuk penyakit tiwang bojog, sarananya adalah liligundi,
laos, air cuka, diramu untuk diminum. Sarana untuk menyembur perut si pasien adalah kulit pohon pule,
ketumbah bolong. Jika pasien merasa kesakitan dan gelisah, dinamakan
terserang penyakit tiwang utara, sarana obatnya adalah inti seksek,
inti gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk
bedak. Jika pasien merasa sakit pada bagian dalam, perutnya terasa
berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang ngalud, sarana
obatnya adalah gamongan, daun tahep, bawang merah, bawang
putih, jangu, beras merah, air jeruk nipis, diramu untuk diminum. Jika pasien
merasa sakit seperti ditusuk-tusuk hingga ke punggung, setiap mau
bernafas,
[20b] dinamakan terserang penyakit tiwang pamali. Sarana obatnya adalah panggihan tis, kulit pohon pule, kelapa bakar, isi kemiri, adas, diramu untuk menyembur bagian tubuh pasien yang sakit. Jika pasien merasa kesakitan pada malam hari seperti ditusuk-tusuk, dinamakan terserang penyakit tiwang mong, sarana obatnya adalah akar terung kanji, kulit pohon bila, sungsungan danyuh, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu dan dibakar, arangnya dilumatkan dicampur dengan idu bang (air liur merah bekas mengunyah sirih), dipakai menggosok tubuh pasien. Jika pasien merasa sakit seperti dicubit-cubit, dinamakan terserang penyakit tiwang asu, sarananya obatnya adalah abu dapur, kunir warangan, bauh tabia bun, bawang merah, bawang putih, jangu, kemiri, diramu dan dilumatkan untuk menggosok tubuh pasien. Jika alis pasien berkedut-kedut, dinamakan terserang penyakit tiwang bojog, sarana obatnya adalah kayu tuwuk, merica, kencur, bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, air jeruk nipis, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa mengirai-ngirai, dinamakan terserang penyakit tiwang babi, sarana obatnya adalah kunir warangan 9 iris, daun sirih 9
[21a] lembar, bawang merah, bawang putih, jangu,
air cendana, beras merah, kapur bubuk, diramu untuk bedak. Jika perut pasien
terasa kaku hingga ke hulu hatinya, dinamakan terserang penyakit sula
walikat, sarana obatnya adalah kulit kelor munggi, bawang merah,
bawang putih, jangu, diramu untuk menyembur hulu hati pasien. Jika pasien
merasa sakit perut dan kembung, dinamakan terserang penyakit tiwang buntek,
sarana obatnya adalah daun sirih tua, laos, gula, air kelapa, diramu untuk
diminum. Jika pasien merasa sakit perut melilit, seperti ditusuk-tusuk,
dinamakan terserang penyakit tiwang nanipi, sarana obatnya adalah
kulit pohon awar-awar, bawang merah, bawang putih, jangu,
diramu untuk menyembur bagian tubuh pasien yang sakit. Jika pasien merasa
sakit di bagian lambung, rasa sakitnya datang-pergi, dinamakan penyakit tiwang
angin, sarana obatnya adalah tunas daun liligundi 3 lembar,
laos 3 iris, gamongan 3 iris, bawang merah, bawang putih, jangu,
diramu untuk diminum. Sebagai obat sembur, sarananya adalah daun delima, konci,
bawang merah, bawang putih, jangu.
[21b] Jika tubuh pasien kaku, dagunya kaku, dinamakan
penyakit tiwang bantang, sarana obatnya adalah mata jahe, air jeruk
nipis, diramu untuk bedak. Jika pasien tertidur
pulas, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, sarana obatnya
kulit pohon pule, sintok, bawang merah, bawang putih, jangu,
mesui, pala, cengkeh, sampar wantu, ketumbah, daun jeruk Bali, beras
merah, diramu untuk bedak. Jika pasien merasa sakitnya seperti menjalar ke
perut, dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya
adalah daun meduri kuning, bawang putih, kemiri, bawang merah, bawang
putih, jangu, diramu untuk menyembur bagian tubuh yang sakit. Jika tubuh
pasien terasa gerah dan perutnya kembung agak kaku, dinamakan terserang
penyakit tiwang babahi. Sarana obatnya adalah udani, sembung, pule,
direbus, airnya diminum. Jika pasien merasa pusing-pusing, dinamakan
terserang penyakit tiwang guwak, sarana obatnya adalah kunir, laos, gula,
air cendana, diramu untuk diminum. Jika pasien merasa sakit perut dan
[22a]
batuk, dinamakan terserang penyakit tiwang bebek, sarana obatnya
adalah daun raja tangi, daun teleng putih, gula, air jeruk,
diramu untuk diminum. Jika tubuh pasien kaku, dinamakan terserang penyakit tiwang
lojor, sarana obatnya adalah daun kamandi, bawang, adas,
diramu untuk menyembur bagian yang sakit. Jika tubuh pasien panas dan matanya
melotot, dinamakan terserang penyakit tiwang bangke, sarana obatnya
adalah daun sirih tua, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk
bedak. Jika tangan dan kaki pasien kaku, seperti menggenggam sesuatu,
dinamakan terserang penyakit tiwang gurita, sarana obatnya adalah daun
madori kuning, kulit pohon dedap hutan, bawang merah, bawang
putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika mulut pasien menganga,
dinamakan terserang penyakit tiwang mang, sarana obatnya adalah daun
dan akar tuba batang, kulit pohon dan akar kayu apit, bawang merah,
bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika pasien muntah-muntah,
dinamakan terserang penyakit tiwang belabur, sarana obatnya adalah
daun sirih tua melengkung 7 lembar, daun jeruk nipis yang sudah rontok 7
lembar, bawang merah, bawang putih, jangu,
[22b]
diramu untuk diminum. Manteranya: "Om
kita tiwang blabur, tumpe baher, kedep sidi-sidi mantranku" (Ya
Engkau Tiwang Blabur, sembuhlah dan ampuhlah mantraku). Obat untuk kepala
pusing-pusing dan sakit kepala seperti menusuk-nusuk, sarananya adalah kapur,
air jeruk nipis, diramu untuk menetesi lubang hidung pasien. Jika hulu hati
pasien berdetak-detak, dinamakan terserang penyakit tiwang gagedul,
sarana obatnya adalah daun liligundi, kulit pohon kelor, bawang merah,
bawang putih, jangu, diramu untuk diminum. Dan
sarana untuk menempel pusarnya adalah akar terung bola, bawang merah, bawang
putih, jangu, biji paya puwuh, air cuka. Sarana untuk bedak
kaki adalah tabia bun dakep, bawang merah, bawang putih, jangu, dan
air cuka. Obat untuk penyakit mual-mual, dan enek, sesak, dinamakan
penyakit upas uyak, sarana obatnya adalah kulit pohon karoya,
air mendidih, dijadikan jamu untuk diminum. Dan
lagi jika pasien merasa mual dan enek, dinamakan terserang penyakit upasilali,
sarana obatnya adalah padang
lepas, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit muntah
[23a]
berak, sarananya adalah laos
3 iris, diberi mantera: "Om sapata umah sanghyang rosa, anambanana
muntah mising, teka waras, waras, waras" (Ya Dewa Rosa,
obatilah sakit muntah berak sampai sembuh). Obat untuk penyakit mendadak,
sarananya adalah nasi bercampur kapur bubuk, diremas diramu dengan santan dan
garam, lalu diminum. Obat untuk penyakit hulu hati terasa berdetak, sarananya
adalah daun liligundi, laos,
bawang merah, bawang putih, jangu, air jeruk nipis, diramu untuk
diminum. Obat penyakit di hulu hati, sarananya adalah gamongan, telor
ayam yang masih baru, hanya diambil putihnya dan dibakar, serta serpihan
gerabah dimasukkan ke dalam ramuan, lalu diminum. Inilah ajian pendeteksi
penyakit, sarananya adalah anak pohon pisang gedang saba, diberi
mantera, lalu anak pohon pisang itu ditaruh di bagian hulu tempat tidur,
selama tiga malam, jika dalam batas waktu tiga malam sumber penyakit telah
tampak, maka berhentilah menaruhnya. Akan tetapi apabila dalam batas waktu
tiga malam belum tampak sumber penyakit itu,
[23b] maka lanjutkan selama tiga malam lagi, dan
pasien disuruh tidur sendirian. Sarana penawarnya
adalah sagi-sagi lengkap, uang 250, canang, untuk didamping dalam tidur,
pasien supaya tidur sambil memusatkan pikiran sebab ada banyak godaan.
Manteranya adalah "Pukulun sang ratu matangi, sapanglaranin si anu,
yan saking dewa, yan saking bhuta, yan saking dengen, yan saking manusa,
warahen den tatas, poma, poma, poma" (Ya Tuanku, bangunlah,
sakitnya si anu apakah dari dewa, raksasa, bhuta kala dan sebagainya, katakan
agar jelas). Ajian pamuwung (penawar), sarananya adalah bawang 1 butir,
tiuplah penyakit itu tiga kali, dan ucapkan mantera "ah samangkana,
aku wruh ring aran sira, maharan ki bhua kekawah, ki bhuta ari-ari, ki bhuta
rudira, aja sira ngraranin si anu, metu kita ring weteng, mandadi tahi,
mandadi enceh, teka sahak, sahak, sahak" (Ah Engkau bernama Bhuta
Kekawah dan Bhuta yang lain, jangan kau sakiti si anu, keluarlah kau dari
dubur dan alat kelamin). Ajian pamuwung (penawar), sarananya temulawak,
kemiri jentung, garam, diramu untuk menyembur penyakit si pasien. Manteranya
adalah "Om wisesa
[24a]
aku mambuwungang bedasa, tumbran barah, teka urung, urung, urung"
(Ya Yang Maha
Sakti, batalkanlah semuanya).
Inilah ajian panewed, sarananya adalah tunas daun amadangan 3 lembar,
beras 1 genggam, tunas daun amadangan itu diikat dengan tali benang
tiga warna (merah, hitam, putih), lalu dipukulkan ke kepala pasien tiga kali,
setelah itu, lalu sarana itu diselipkan di antara atap dapur. Manteranya
adalah "Om getih mandadi banyeh,
banyeh mandadi nanah, nanah mandadi taluh puyung, teka puyung, puyung, puyung"
(Ya darah jadi air kotor, jadi nanah, nanah menjadi telur kosong, datanglah
kekosongan). Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah tunas daun
waru 3 bidang, akar gelagah, bawang, adas, diramu untuk jamu. Inilah
nama-nama penyakit bebahi yang harus diketahui agar obatnya bisa sesuai
dengan penyakitnya. Beginilah ceritanya: "jham jham hryah, byahng, Ong Ung, Sanghyang Tiga
Sakti turun dari sorga, beliau mengajak Babu Rareweng. Lalu Babu Rareweng
pergi berkelana ke desa-desa, dan ia
[24b] bertempat tinggal di Tanah Sebrang. Setelah
beberapa bulan, ia melahirkan seorang anak, bernama Si Ratna Bahi. Selanjutnya,
Babu Rareweng mengembara lagi ke desa-desa, dan ia tinggal di Blangbangan. Di
sana ia mempunyai seorang anak bernama Sri Puntiyanak. Setelah itu, kembali Babu Rareweng
pergi mengembara ke desa-desa, lalu ia menetap di Lombok. Setelah beberapa
bulan di sana, ia mempunyai seorang anak, bernama Sri Ratna Mencari.
Selanjutnya, Babu Rareweng dikutuk oleh Sanghyang Tiga Sakti, sehingga ia
menjadi janda dan berupa merica, berkepala tempurung kelapa, berambut ijuk,
berhidung semprong, bertangan supit, bersiku siyut, berusus lekeh,
bertelinga sendok, bermata kaca. Eng Ong Aing.
sangat ampuh dipakai mengasapi, dengan sarana kotoran babi". Obat untuk
penyakit tuju rasa bercampur dengan tuju bengang, sarananya adalah
labu pahit, lampuyang,
[25a] bawang, adas, diramu untuk
diminum. Ampasnya dipakai
bedak. Obat untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah akar besar, akar
kembang sepatu putih, akar gelagah, akar gebang, bawang, adas, diramu
untuk diminum. Obat untuk penyakit kahangan, sarananya adalah bunga
kelapa, bawang, adas, diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit tuju rasa,
bercampur nanah dan darah, sarananya adalah daun dan akar undung-undung,
sarilungid, diramu untuk diminum. Dan obat untuk ditempelkan pada bagian
perut di bawah pusar, sarananya adalah garam, bawang, dan adas. Obat
untuk penyakit tuju rasa, sarananya adalah kulit pohon gatep, endapan
air, sarilungid, dipepes dan diramu untuk diminum. Obat untuk penyakit
tuju rasa, sarananya adalah inti kunir, asam, air dan setetes minyak,
dilumatkan dipendam dalam abu dapur panas, lalu ditempelkan pada dubur
pasien. Obat untuk penyakit terkena sihir, apabila tubuh pasien manas,
sarananya adalah tengeh,
[25b] akar meduri putih, beras merah, bawang
merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak kaki pasien. Ada lagi
sarana lain yakni kayu pugpug, kayu tulak, sampah di persimpangan
jalan, laos kapur. Sarana bedak tubuh terdiri atas daun dedap kuning,
kulit pohon kesambi, majakane, majakeling, sarilungid. Obat
untuk penyakit batuk berdahak, sarananya adalah perasan laos, akar limau, air
cuka tahun, diramu untuk diminum. Obat batuk berdahak dan mengorok, sarananya
adalah lampuyang, laos, daun pule, ketumbah, air cendana,
diramu untuk bedak. Jamunya memakai sarana tangkai pule, miana hitam,
temulawak, air cendana, air jeruk nipis, ditim, disaring untuk diminum. Obat
batuk, sarananya adalah kunir warangan, sinrong, gula, dipendam dalam
abu panas, lalu dipakai menyembur dada pasien. Obat batuk
[26a] seperti menusuk-nusuk, sarananya adalah daun meduri,
kunir warangan, kencur, laos, bawang, adas, diramu untuk bedak di
dada pasien. Obat batuk, sarananya adalah laos, asam, diramu untuk
diminum. Obat batuk, berludah berisi dahak, sarananya adalah temulawak, daun paya
puwuh, asam, diramu dan direbus untuk jamu. Ampasnya dipakai menyembur
hulu hati pasien. Obat batuk menahun, sarananya asam, air cendana, diramu
untuk diminum. Obat batuk berdahak dan terasa sesak di hati, sarananya adalah
laos, akar asem, air cuka, diramu untuk diminum. Obat batuk
mengeluarkan darah dan nanah, sarananya adalah kunir, asam, minyak
kelapa, bawang, telur
[26b] ayam, dihangatkan, dipakai untuk diminum. Obat batuk kering, sarananya adalah akar
teleng putih, kemiri jentung, garam dapur, diramu untuk obat tetes dan
untuk menyembur dada pasien. Obat penawar, sarananya adalah daun buhu,
daun dedap yang sudah gugur, garam, diramu untuk menyembur dada
pasien. Manteranya "Om keni-keni pujut, basa manggawe bukit, teka
sahak, sahak, sahak" (Ya yang kena cacat, datanglah kesembuhan).
Ajian penawar penyakit tumbuh daging, sarananya adalah kunir warangan,
garam dapur, diramu untuk menyembur pasien. Manteranya adalah "Om
sarwa dahah mapupul, sing jalanmu tumbuh teka sahak, hana gurunmu, teka
sahak, sahak, sahak, kedep sidi mantranku" (Ya segala daging yang
berkumpul, ditempatmu tumbuh akan binasa ada gurumu juga hancur, ampuhlah
mantraku). Obat untuk bayi terserang penyakit sakit perut dan kondisi
tubuhnya tampak menurun, sarananya adalah tangkai daun sirih dipanggang, ginten
hitam, diramu untuk menyembur hulu hatinya. Dan untuk menyembur dada pasien
menggunakan sarana daun kesimbukan dipanggang dan bawang. Sarana untuk ramuan obat di pusar
adalah asam dipanggang,
[27a] merica 3 biji. Bedak dan popoknya
menggunakan sarana daun sembung dan bawang. Obat untuk menyembur
ubun-ubun, sarananya adalah daun dedap kuning, kencur, dipanggang. Obat untuk
menggosok pinggang dan bagian perut di bawah pusar, sarananya adalah kerikan
pohon jarak, kerikan nangka, kemiri, inti gamongan, bawang, adas,
diramu dan didadar hingga matang. Obat untuk bayi terserang penyakit gwaman,
sarananya adalah ati-ati, santan kane, didadar supaya matang,
setelah didadar dicampuri garam dapur. Sarana untuk menggosok dada pasien
adalah daun kayu manis, kelapa bakar, dilumatkan. Bedak tubuh pasien memakai
sarana inti gamongan. Bedak perut memakai sarana inti gamongan
dan musi, dilumatkan, ditim hingga matang, lalu dibedakkan di seluruh
perut. Ada lagi bedak lain, sarananya adalah kulit pohon dedap, kulit
pohon suren, dipanggang tetapi jangan dibolak-balik. Ada lagi sarana
lain, yakni laos dipanggang, kencur dipanggang, ketumbah, beras basah,
air cendana, diramu untuk bedak.
[27b] Obat untuk penyakit badi,
cacingan, perut kembung, kurus kering, sarananya adalah bunga tibah 8
biji, bawang putih 8 biji, jangu 8 iris, semuanya dipanggang, diramu
dan dilumatkan, kemudian dipulung menjadi 7 butir, dikeringkan, lalu dipakai
jamu satu persatu, setiap tiga hari sekali. Obat
untuk penyakit mengurus, sarananya adalah kepiting batu mentah, daringo,
dilumatkan dipakai bedak perut. Obat untuk penyakit curek, sarananya
adalah sirih jantan, minyak wijen, dilumatkan dan diperas, dipakai menetesi
telinga pasien. Ada
lagi sarana lain yaitu miana hitam, tebel-tebel, dipendam dalam abu
panas, diperas untuk menetesi telinga pasien. Ada lagi sarana lain yakni minyak, warirang,
direbus untuk menetesi telinga pasien. Obat untuk penyakit puruh banta,
sarananya adalah kulit pohon kem, jahe hitam, air cuka, direbus dengan
wajan. Wajan itu diberi gambar ....
[28a]
lalu dipakai bedak. Obat untuk penyakit puruh ulad-alid, yakni
mengeluarkan air dari hidung, sarananya adalah temulawak, garam, dikunyah,
dicampur minyak, dipakai menetesi hidung pasien. Obat untuk penyakit puruh
banyu, sarananya adalah laos, gamongan, bangle, masing-masing 1
iris, diramu dengan cengkeh, merica, bawang putih, air arak tahunan, idu
bang, sinrong, diramu untuk bedak. Obat untuk bayi terserang penyakit tiwang
belabur, sarananya adalah daun sirih kuning, daun belimbing kuning, daun
jeruk kuning, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Ada lagi sarana lain
yaitu gedang saba, kulit pohon dedap, bawang tambus,
diramu untuk diminum. Ada
pula sarana lain yakni daun dedap, beras, pulasari, bawang,
diramu untuk bedak. Obat untuk tubuh terasa sakit, seperti ditusuk-tusuk,
sarananya adalah daun terung 3 lembar, laos, kencur masing-masing 3 iris, bawang
putih, jangu, mesui, ketumbah. Obat untuk tubuh
[28b]
sakit meriang dan menusuk-nusuk, serta lumpuh, sarananya adalah cengkeh, mesui,
garam yodium, diperas, disaring, untuk diminum. Obat segala penyakit tuju,
seperti tangan, kaki, bibir, hidung, alis berkedut-kedut, tidak bisa
berjalan, merasa seperti ditusuk-tusuk, sarananya adalah ampas tebu hitam,
bara tempurung kelapa, akar ketepeng, akar tabia bun, diramu untuk
mengasapi dan arangnya dipakai bedak. Obat untuk muntah-muntah, sarananya
adalah daun delima, daun sirih tua, laos, utah-utah,
ketumbah, diramu untuk menyembur pasien. Obat untuk tubuh sakit merinding
atau bengkak, sakit melilit-lilit, dinamakan terkena penyakit moro,
atau penyakit tuju, sarananya adalah empu kunir warangan,
cendana, mesui, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk
bedak. Ada
lagi sarana lain yaitu kulit pohon ancak, diambil dengan cara telanjang, berdiri, lalu diramu
dengan
[29a] adas 7 biji, ketumbah 21 butir,
dijadikan bedak. Ada pula
sarana lain yaitu kulit pohon pungut-pungut, pulasari, adas, pala,
diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit keluar darah dari hidung, sarananya
adalah daun bekul, cangkang kepiting, inti laos, air jeruk
nipis, diramu untuk diminum. Obat penyakit keluar darah dari hidung,
dinamakan penyakit mokan tumisyan, sarananya adalah janur muda, akar
rumput blulang, cendana, bawang, adas, diramu untuk obat tetes
hidung. Obat untuk penyakit tiwang kunyit warangan, sarananya adalah empu
kunir, kapur bubuk, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk
bedak. Obat penyakit kurang bertenaga, bagaikan orang tidur, dinamakan
penyakit tiwang bayu, sarananya daun sirih, mesui, bawang
merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk sakit suka
menggelengkan kepala, dinamakan penyakit tiwang powak, sarananya
adalah atap daun kelapa, kulit pohon bila, bawang merah, bawang putih,
jangu, semua dibakar,
[29b] dilumatkan untuk bedak. Obat untuk penyakit
hulu hati mual-mual dan mata pasien melolot, dinamakan penyakit tiwang
mangan ring jro, sarananya adalah daun jeruk, daun limau, daun sirih tua,
kulit pohon pule, gamongan, bawang merah, bawang putih, jangu,
diramu untuk diminum dan bedak. Obat sakit perut kembung, sering kaku,
melilit-lilit, dinamakan penyakit tiwang bruwang, sarananya adalah
akar pohon aren, pelepah kelapa, kunir warangan, bawang merah, bawang
putih, jangu, sahang 3 , diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit tiwang
rejasa, jika pasien merasa seperti ditusuk-tusuk hingga ke dada,
sarananya adalah daun pancasona 3 lembar, kangkang kepiting, sahang
1, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat penyakit tiwang
gugung, apabila pasien meraba-raba, tangan dan kakinya kaku, sarananya
adalah rumput gunung, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk
bedak. Jika tulang punggung pasien melengkung, dinamakan penyakit tiwang
dopang,
[30a] sarananya adalah akar dan batang samanjahi,
bawang, adas, diramu untuk bedak. Sarana untuk menyembur tubuhnya
adalah bangle dipanggang, garam, dan ketumbah. Dan sebagai obat
tetes hidung dan untuk diminum, sarananya adalah kulit pohon kendal,
bawang merah, bawang putih, jangu, bawang tambus. Obat penyakit
ambeien, sarananya adalah kunir warangan, sulasih yeh, kesimbukan,
bawang tambus, diramu untuk bedak dan diminum. Obat ambien
mengeluarkan darah, dinamakan penyakit tuju moro, sarananya kulit pohon
kacemcem, asam, kunir warangan, diramu dengan bawang, ketumbah,
garam, direbus hingga matang, lalu ditempelkan di sekitar dubur. Jika terasa
sakit seperti ditusuk-tusuk, dinamakan penyakit tiwang gode, sarananya
adalah akar dawu, akar pohon aren, abu bulu trenggiling, bawang merah,
bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit
mual-mual,
[30b] cekutan, dan perut
kembung, sarananya adalah kunir warangan, daun sirih tua, temurose,
bawang merah, bawang putih, jangu, pada saat melumatkan, jangan
beranjak, lalu diisi idu bang, diramu untuk bedak. Obat untuk penyakit
meriang, tangan dan kaki terasa kaku, dinamakan penyakit tiwang beruang,
sarananya adalah jeruk nipis, miana hitam, minyak kelapa, dipakai menetesi hidung
pasien. Jika tubuh pasien terasa gatal-gatal, dinamakan penyakit tiwang
gatel, sarananya adalah laos dan merica. Obat penyakit tiwang
depa-depa, sarananya adalah kayu batu, gamongan, bawang merah,
bawang putih, jangu, diramu untuk bedak. Sarana penawar penyakit tiwang,
sarananya adalah biji kapas dibungkus dengan daun awar-awar, dikubur
di samping pintu rumah pasien, mantranya adalah "sarwa urung, jambe
urung, urung tunggal, urung urung kabeh, urung pande wesi, urung pangaji,
pangumik, pangalah, panyawang, pangalaha tan pasabuk, tan pasaput"
(Segala urung, pande besi, urung tunggal, pengalahan tanpa sabuk, tanpa
selimut),
[31a] lalu dikubur, dengan mantera: "nini
tangar, kaki kemit aku, da maang leyak mai" (Hai Nini Tangar dan
Kakek, jaga aku, jangan diijinkan sihir datang kesini), (ucapkan tiga
kali). Obat penyakit tiwang babahi dan penyakit tiwang gombeng,
sarananya adalah kunir, beras merah, kapur bubuk, bawang merah, bawang
putih, jangu, diramu untuk bedak. Jika tangan pasien menggapai-gapai,
dinamakan penyakit tiwang nyalian, sarana obatnya adalah daun sirih,
bawang merah, bawang putih, jangu, beras merah, diramu untuk bedak. Jika
tangan pasien terbuka, kepalanya menggeleng-geleng, menengadah, dinamakan
terkena penyakit tiwang sikep, sarana obatnya adalah anti manuk,
beras merah, bawang merah, bawang putih, jangu, diramu untuk bedak.
Jika tubuh pasien tampak kehitaman, dinamakan sakit tiwang lenga. Obat
sakit cacingan, sarananya adalah kulit pohon kamboja, kunir, ketumbah,
diramu untuk bedak tubuh. Obat sakit sisik, sarananya adalah daun bungkak
nyingnying, kesemsem, adas, dilumatkan untuk bedak. Sarana untuk
obat sembur adalah sinrong, untuk menyembur leher hingga ke telinga
pasien. Obat sakit cacingan, sarananya adalah daun wani, meduri, empu
kunir, jahe, dilumatkan ditempelkan
[31b] di ubun-ubun. Obat perut cacingan, sarananya
adalah akar kasegsegan, mahmah, dipakai menetesi mata pasien. Jika
ulatnya tidak keluar, sarananya diganti dengan kapur bubuk, kencur, diramu
untuk bedak, dan sebagai obat minum, sarananya adalah nira manis, air liur,
getah ampalas, diramu untuk diminum. Obat untuk bayi cacingan menahun,
sarananya adalah kapur, merica, dipendam dalam abu panas, setelah matang,
diperas dipakai menetesi mata pasien. Obat untuk bayi menderita penyakit uleran
tahan, sarananya adalah kapur bubuk, ampas besi, kunir,
dilumatkan, diramu untuk bedak. Sarana penarik cacing adalah telor diikat
dengan benang hitam 3 lilitan, lalu dipendam dalam abu panas. Manteranya:
"Om ingsun angegeng tendas cacing, anglara ning weteng, lah uga
buntut esun tigas, anglarani weteng i rare, cacing sun pangan, ayo ko alumah,
ko paranane, lah waras, saka liweraning lara rogane si anu" (Ya
hamba memegang kepala cacing yang menyakiti perut, enyahlah yang menyakiti
perut bayi si anu, makanlah aku hai cacing, sembuhlah). Inilah gambar gaib
pada telur ..........
[32a] Penawar air susu seret, manteranya "ih
dekep das cai, dekep i mas landi, poma, poma, poma" (Hai hampiri
kau dekap, dekaplah I Mas Landi). Obat untuk bayi tidak mau menyusui,
sarananya adalah jari tengah daun dedap tua, dilumatkan dan
ditempelkan pada susu ibunya. Ada lagi sarana lain yaitu banyu tuli,
diberi mantera "metu Hyang Kala, mandera ri gunung kembang" (Keluarlah
Dewa Kala, pergilah ke gunung Kembang). Obat untuk bayi suka muntah,
sarananya adalah kulit pohon pule, kunir 3 iris, merica 3 butir,
dipakai menyebur hulu hatinya. Sarana untuk menyembur pangkal bahunya adalah
kerikan pohon dedap. Obat untuk bayi suka menangis setiap malam, tidak
jelas apa yang dimintanya, dinamakan terserang penyakit tiwang tumreretan,
sarananya adalah nasi seharga sekepeng, getah nangka diwadahi takir 9
buah, ditaruh di samping bayi tidur. Apabila bayi sering terkejut, ketakutan,
dinamakan terserang penyakit tiwang kupu-kupu, sarananya adalah bunga
kembang sepatu, ampas bawang putih dan jangu, dioleskan di dahi. Obat
untuk bayi menangis
[32b] tidak bisa diredakan, sarananya adalah tunas
daun kesimbukan 3 helai. Penawar untuk bayi menangis setiap malam,
manteranya: "Om jroh ung patsah hala mumuhsah" (Hai Jroh
enyahlah dan jangan mengganggu). Jika bayi mendadak tidur, sarananya
adalah tangkai sirih 3 ruas, diberi mantera: "Om ta kita lah kita
laki laku" (Ya engkau jangan ganggu anakku), (ucapkan tiga
kali), lalu bayi disembur tiga kali. Obat untuk bayi mengeluarkan darah dan
air, sarananya kuwud jarak, sumanggi gunung, bawang putih,
garam, diramu untuk tetes mata. Obat untuk bayi sesak nafas, sarananya adalah
ginten hitam, dipakai menyembur hulu hatinya. Dan untuk menyembur dadanya
dipakai sarana kesimbukan dan bawang. Untuk bedak pada bagian perut di
bawah pusar sarananya adalah kuwud jarak, kuwud nangka, kemiri,
bawang, adas, direbus hingga matang. Ada lagi sesajen penebus untuk penyakit sula
tiwang, di punggung terasa sakit melilit, adalah tumpeng 22 buah, peras,
penyeneng, sesayut tulung, helis, ayam putih
[33a] dipersembahkan di pintu masuk rumah. Sesajen yang dipersembahkan di depan rumah menggunakan ayam berbulu merah, dengan uang tebusan 1444, lengkap dengan segala kelengkapannya, manteranya adalah "Om sang bhuta antu-antu, bhuta bala-balik, aja kita anglarananin lare ye" (Hai Bhuta Antu-antu, Bhuta Bala-balik, jangan engkau menyakitinya). Obat untuk bayi mengeluarkan air liur terus menerus, sarananya adalah buah jeruk dipendam dalam abu panas, air cendana, dipakai untuk berkumur. Ada lagi sarana untuk menyembur dada hingga ke tulang punggung pasien, sarananya adalah inti kunir dan adas. Obat untuk bayi terserang penyakit babaha, batuk mengeluarkan air liur mendidih, sarananya adalah daun kembang kuning tua, daun dedap yang sudah gugur, padang lepas, plosor andong, daun sirih, temurose 1 lembar, gamongan, kencur bakar, kemiri, daun sulasih, kelapa bakar, beras basah, bawang, dipakai menyembur dada hingga ke hulu hati pasien. Sarana untuk menyembur tulang punggung pasien adalah beras basah, inti bawang. Dan untuk menambal
[33b] dubur pasien, sarananya adalah serabut dedap,
serabut canging, serabut belimbing, kacemcem, buhu, diramu
dengan bawang dan adas. Obat untuk diminum, sarananya adalah kerikan
pohon dedap bakar, air tembaga. Obat untuk bayi batuk
terpingkal-pingkal, sarananya adalah daun sapta aki, dipakai menyembur
dadanya. Dan sarana untuk menyembur hulu hatinya adalah daun sembung,
daun sapta aki, bawang merah, bawang putih, jangu. Sarana
bedaknya adalah daun sirih 3 lembar, bawang, air cendana. Sarana untuk
menggosok badannya adalah sumanggi gunung, cacing sirih, kelapa
bakar, temulawak, diramu dijadikan tim, dan dipendam dalam abu panas. Obat
untuk bayi terserang penyakit tiwang belabur, sarananya adalah daun
sirih kuning, daun jeruk, daun belimbing kuning, bawang merah, bawang putih, jangu,
diramu untuk bedak. Sebagai obat minum, sarananya adalah akar pisang gedang
saba, akar dedap, bawang, semua dipendam dalam abu panas, lalu diramu
untuk diminum. Dan sebagai bedaknya adalah daun dedap kering, bawang,
dan pulasari. Obat bayi batuk berdahak, sarananya adalah akar
[34a] silagui, tunas daun kacemcem, bunga
belimbing buluh, kelapa bakar, asam, dijadikan tim, dikukus, untuk diminum.
Obat untuk bayi sakit dan kurus, sarananya adalah kalung tembaga diberi rajah
"nyipruh nyikruh bihruh" dan diberi sesajen canang,
tumpeng 2 buah, ayam putih, nira 1 beruk. Obat untuk penyakit cekutan
yang hampir mematikan, sarananya adalah daun katepeng, sarilungid,
dipakai menyembur dada pasien. Ada lagi sarana lain yaitu air siput, air
susu, dipakai tetes hidung. Obat untuk air susu seret, sarananya adalah kapur
angki, air embun pagi, dipakai mengusap penyakitnya. Obat payudara
bengkak, sarananya adalah daun jambu, daun kameri, adas,
dipakai menyembur penyakitnya. Obat payudara membengkak mengeluarkan air
busuk setiap hari, sarananya adalah tanah tangga, titisan, dipakai
menggosok. Obat untuk ibu yang sedang menyusui, jika perutnya terasa sakit
melilit dan air susunya seret, sarananya adalah daun beringin yang sudah
rontok,
[34b] 7 lembar, ketumbah 7 biji, dipakai menyembur
penyakitnya. Ada lagi sarana lain yaitu air aron-aron yang masih
hangat, dicelupi daun delundung 3 lembar, dipakai menempel susunya.
Obat sakit tubuh terasa berat, cukup ditaburi kapur. Obat untuk bayi
menderita penyakit mangkak, sarananya adalah abu dapur, idu bang,
dioleskan di perut bayi. Dan sebagai obat penyemburnya adalah daun dedap
kuning, dicabut urat daunnya, diramu dengan pulasari, adas, dan inti
bawang. Jika bayi menderita perut kembung, sarana obatnya adalah daun
belimbing dipanggang, bawang, adas, diramu untuk obat menyembur.
Sebagai penambal pusarnya adalah daun kelor dicampur bunga awon dan
bawang putih. Setelah bayi
dimandikan diberi ramuan obat berupa daun nangka kuning dan garam. Obat untuk
bayi menderita hidung tersumbat, mengeluarkan ingus setiap hari, dinamakan
penyakit inja lilit, sarananya adalah silagui, sulur jelit-jelit
3 batang,
[35a] kemiri, bawang tambus,
diramu untuk diminum. Obat
untuk bayi panas, sarananya adalah beras basah, bawang, adas, dipakai
menggosok pantat hingga ke bagian bawah pusar dan tulang punggung si pasien.
Obat untuk bayi muntah berak, sarananya adalah gamongan, empu kunir, musi
sedikit, dilumatkan diramu untuk diminum. Obat untuk bayi tidak mau makan,
sarananya adalah miana hitam, daun pancarsona, daun dederekan,
tunas pule, diambil kerikan batangnya, kunir warangan, tanjung
rahab, sarilungid, bawang tambus, diramu untuk diminum. Ada lagi
sarana lain yaitu beras tumbuk diramu dengan gagambiran anom, bawang tambus,
dan adas, untuk diminum. Obat untuk bayu gerah, sarananya
adalah akar pohon besar, serabut pohon dedap, asam, santan kane,
temukus, sarikuning, diramu pada sore hari, esok paginya diberikan kepada
pasien untuk diminum. Obat untuk bayi menderita sakit tiwang,
sarananya adalah air, diminum tiga kali, manteranya: "ih ya (Hai kakek
tua, bukan kakek tua yang keluar, siapa kakek yang datang itu, enyahlah)
[35b] kaki tua, nora kaki tua metu, sira kaki anake teka, syah". Obat untuk bayi menderita sakit tiwang,
sarananya adalah daun suren 3 lembar, bawang merah, bawang putih,
jangu, air cuka, dipakai menetesi mulut bayi, ampasnya dipakai popok. Obat
untuk bayi terkena penyakit tiwang brahma, sarananya adalah kulit
pohon kacemcem putih, bawang tambus, gula, garam, semuanya
ditumbuk lalu direbus hingga matang, dipakai menggosok bagian tubuh pasien
yang sakit. Obat untuk bayi menderita sakit tunggah, sarananya adalah
daun jeruk nipis, merica 3 butir, dipakai menyembur hulu hatinya. Obat untuk
bayi terkena penyakit tiwang, perut kembung, sarananya adalah daun kesimbukan,
diremas dengan garam, bangle, lalu digoreng tanpa minyak, dipakai
menyembur dada si pasien. Ada lagi sarana lain berupa kulit pohon nangka yang
masih muda diremas dengan garam untuk menyembur dada pasien. Jika bayi
menderita gatal-gatal dan korengan, dinamakan barah gatel ring jro,
sarananya adalah daun sirih tua, temurose,
[36a] bawang merah, bawang putih, jangu, kemiri, laos,
air cuka, cendana, didadar hingga matang, lalu dipakai mengurap pasien.
Sebagai obat minumnya adalah sembung rambat, gula garas, air
cendana, diramu untuk diminum. Penawar untuk bayi menangis pada malam hari,
sarananya adalah daun lontar ditulisi nama pasien, dan disembur dengan ramuan
bawang merah, bawang putih, dan jangu. Ada lagi sarana lain yaitu daun
lontar ditulisi nama pasien, lalu pasien disembur dengan daringo,
bawang putih, masukkan ke kolong tempat tidur si pasien, mengarah ke timur
laut, manteranya: "Om brahma sudha swaha" (Ya Dewa Brahma
yang suci mulia). Ada pula sarana berupa abu di depan tungku dapur,
diusap tiga kali dengan tangan kiri, ditoreh berbentuk tanda tambah, lalu
dijumput tiga kali, jangan beranjak, lalu dioleskan di dahi pasien,
manteranya: "Om paksya raja ya nama swaha" (Ya Raja Paksi
yang mulia). Obat terkena penyakit grubug, muntah berak, pejen,
lalengedan, tanpa sebab, terasa terluka di dalam perut, sarananya adalah
[36b] kulit pohon dedap ditumbuk dengan batu,
jangan dilangkahi, gamongan 3 iris, bungsil kelapa 3 iris, isi buah
pala, air arak, diramu untuk diminum. Ada lagi sarana lain berupa bata merah
digosok, bawang putih, jangu, air cuka, diramu untuk diminum. Ampasnya
dipakai bedak. Obat penyakit sebaha jampi, perut kembung, sarananya
adalah kulit pohon pule, daun kameniran, sumanggi gunung,
serbuk ketan gajih, dilumatkan dan disaring untuk diminum. Sarana
untuk penahan mencret adalah kunir, gamongan, dilumatkan hingga lembut
diisi musi sedikit, lalu dipendam dalam abu panas, setelah masak,
diperas dan disaring untuk diminum. Obat sakit korengan adalah sagu serabut
kelapa tua, sepet-sepet, kemenyan, buah pala, buah pinang jumbo.
Luka itu ditempel dengan daun sirih muda, namun daun sirih muda itu harus
diasapi dan diremas, setelah luka ditempel lalu disembur dengan dengan ramuan
obat tadi.
[37a] Obat luka segala luka, sarananya adalah daun kesimbukan
diremas, air cuka, dipakai menetesi luka tersebut, lalu disembur dengan daun gunggung,
kunir, bangle. Ada lagi sarana lain yaitu daun lempeni, garam,
diulek untuk bedak. Obat luka bengkak di setiap ruas tubuh, sarananya adalah
daun jeruk, kacang hijau, inti bawang, dipakai menyembur luka tersebut. Obat
sakit maluwang, sarananya adalah daun kameniran, bangle, jambot
gamongan, bawang putih, jangu, air cuka, diramu untuk bedak. Obat muntah
darah, sarananya adalah kulit pohon buhu, laos kapur, diparut,
digoreng tanpa minyak, setengah matang dicampur garam dapur, setelah matang
dicampuri air cendana, lalu diperas dan disaring untuk diminum. Obat batuk,
sarananya adalah kulit pohon bangli, ketumbah, kelapa bakar, dipakai
menyembur ujung tulang rusuk pasien. Ada lagi sarana lain yaitu daun saksak,
kelapa bakar, bawang, semua dibakar untuk menyembur dada pasien. Ada pula
sarana berupa kerikan pohon jeruk yang masih muda, ketumbah,
[37b] gamongan, dipakai
menyembur pangkal leher pasien. Inilah tatacara mengobati pasien sakit
menahun, tidak sembuh-sembuh, dan tidak bisa diobati, sarananya adalah
sesajen bubur suci, tadah pawitra, buratwangi lengawangi, sirih, buah
pinang, jambe sepet, kelapa muda hijau di-kasturi, dicelupi air
cendana, lalu sesajen itu disuguhkan di atas tempat tidur pasien, keesokan
harinya kepala muda itu baru diambil, airnya diberikan kepada pasien untuk
diminum, tiga kali. Setelah itu, sesajen itu disuguhkan di halaman rumah.
Inilah mantera pada saat menyuguh-kan sesajen itu: "dewa aweh ring
hyang, hyang aweh ring taksu, taksu aweh ring manusya sakti, Om dewa pratista
ya namah, Om hyang pratista ya namah, Om taksu ya namah, Om manusya pratista
ya namah" (Dewa memberikan pada Tuhan, Tuhan pada Taksu, Taksu
memberikan pada manusia. Ya Dewa sucikanlah semua ini). Lanjutkan
menyuguhkan sesajen hingga batas tujuh hari. Tanda-tanda bayi sakit, yaitu
jika bayi sulit membuang kotoran,
[38a] manakala bayi itu masih bertali pusar, tali
pusarnya longgar, harus dikuatkan lagi. Jika bayi sulit berak, kepalanya
terasa panas, tubuhnya meriang, setiap bergerak menangis, lehernya tampak
lemas, bayi itu terkena penyakit belahan. Jika bayi menangis gelisah,
tangannya bagaikan menggenggam sesuatu, tubuhnya berkeringat, pertanda hulu
hatinya sakit. Jika tangis bayi menjerit-jerit, tubuhnya berkeringat,
pertanda bayi itu terserang penyakit pamalinan. Jika kondisi tubuh
bayi gerah, kotorannya kering, dan selalu rewel, tubuhnya tampak kemerahan,
kuning, putih, hitam, perutnya kembung, sekejap riang, seketika lemas,
pertanda bayi itu terserang penyakit sarab ring jro. Jika penyakit
sarab itu keluar, maka tubuh bayi akan tampak merah seperti mengandung darah.
Jika bayi panas menggigil, pertanda bayi terserang penyakit barah ring jro.
Jika barah itu keluar, maka tubuh bayi akan tampak bercak-bercak
merah, mengandung darah. Apabila bayi menangis setiap tubuhnya panas, jeritan
tangisnya sangat keras,
[38b] pertanda bayi itu menderita perut kembung. Jika
tubuh bayi meriang dan lemas, telapak tangan dan telapak kakinya dingin,
kemudian mendesah-desah, pertanda bayi itu menderita sakit kepala. Jika
seluruh tubuh bayi panas, hingga ke telapak tangan dan telapak kakinya,
telinganya dingin, pertanda bayi itu menderita mual-mual di hulu hati, dan
kepalanya pusing. Jika bayi menangis rewel, menggeliat-geliat, pertanda
tulang juringnya sakit, sarana obatnya adalah kulit pohon kelor, laos, bawang
merah, bawang putih, jangu, ditumbuk hingga halus, jangan diisi air,
dicampur dengan bunga awon, sumbu lampu minyak, idu bang, lalu
ditempelkan di pusarnya. Inilah penawar penyakit akibat tanah angker, terkena
guna-guna, atau jimat papendeman, sarananya adalah nasi 9 tanding,
bawang, garam dapur, ditaruh di sembilan penjuru, pada saat senja hari,
dipasang di depan rumah
[39a] disirami air tiga kali, diperciki air tiga
kali, dengan mengucapkan mantera: "Om durga sirep, bhutakala dengen
sirep, desti taranjana sirep, aku dewataning bayu, aku amancut guna, amancut
gering, Om durga sirep, wisya mandi, amancut papasangan papendeman, kapupug
dening hyang mawirya wana, teka pupug punah, pupug punah, pupug punah, waras,
waras, waras, Om brahma sirep" (Ya Durga, Bhuta Kala, Desti,
tidurlah, aku dewanya Bayu, aku pelebur guna-guna, sihir, penyakit, punahlah
semua, oh Dewa Brahma). Pelaksanaan ajian ini dilakukan pada setiap hari Kliwon
dengan mengucapkan mantera tersebut, jangan sembrono, akan mengakibatkan
mantera itu menjadi tidak ampuh.
|
Pages - Menu
▼
Tidak ada komentar:
Posting Komentar