SOAL
HOTS KELAS X
PENDIDIKAN
AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
SMAN
I KOTAGAJAH
oleh
SC
RIYANANDA ADHI, S.Ag.,M.Si
1. Dalam kitab ramayana pada bagian ayodhya kanda,
secara umum menceritakan tentang Sri Rama yang mengasingkan diri kedalam
hutan untuk memenuhi permintaan
permaisuri keikayi. Selain itu dijelaskan juga kehidupan sri rama, dewi sita
dan laksamana sebagai seorang brahmana di dalam hutan. Berikut akan disebutkan
nilai-nilai yang dijelaskan dalam ayodhya kanda :
a). Rama
dengan penuh tanggung jawab menjalankan perintah permaisuri keikayi
b). Laksamana
menemani Sri rama dan Dewi Sita sebagai seorang brahmana
c). Dewi Sita
dengan penuh pengabdian mengikuti Sri Rama mengasingkan diri ke dalam Hutan
d). Rama, Sita dan Laksamana melakukan padasevanam
pada prabu dasaratha sebelum meninggalkan istana
e). Laksamana
dengan penuh keberanian mengalahkan raksasa Sastrabahu
Nilai-nilai
pitra yadnya dalam Ayodhya kanda yang tercermin
dalam penjelasan tersebut adalah....
A.
a, b dan e
B.
b, c dan d
C.
a, dan d
D.
d dan e
E.
c, d dan e
JAWABAN
: C
2. Masih adanya oknum TNI yang berperilaku kurang
menyenangkan, atau arogan, terutama terhadap masyarakat, rupanya menjadi
perhatian Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. Karena itu, Moeldoko meminta maaf
jika masih ada oknum yang berperilaku seperti itu. Permintaan maaf tersebut
diungkapkan oleh Jenderal Moeldoko saat memberikan sambutan dalam acara
silaturahmi Panglima TNI dengan para pemimpin redaksi media massa dalam rangka
Rapat Pimpinan TNI 2014 di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Senin (13/1).
Sikap
kepemimpinnan yang ditunjukan oleh jenderal TNI moeldoko tersebut di atas,
ditinjau dari penerapan ajaran Asta Bratha merupakan bentuk implementasi
dari...
JAWABAN
:
Vayu
brata yaitu sikap Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa
membedakan derajat dan martabatnya, bisa mengetahui keadaan dan keinginan
rakyatnya. Mampu memahami dan menyerap aspirasi rakyat, serta berani mengambil
alih tanggung jawab.
3. Menurut Bambang Gde Rawi (alm), Dalam menentukan
padewasan, pengetahuan tentang wewaran menjadi dasar yang sangat penting. Dalam hubungannya
dengan baik-buruknya hari dalam menentukan padewasan, wewaran mempunyai urip, nomor atau bilangan, yang disesuaikan
dengan letak kedudukan arah mata angin, serta dewatanya. Jelaskanlah beberapa cara penentuan padewasan
berdasarkan pengamatan pada kalender Pawukon yang disusun oleh Bambang Gde Rawi
(alm)
JAWABAN :
Menentukan wewaran dari Eka Wara
hingga Dasa Wara pada kalender sistem tahun wuku dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu bisa menggunakan rumus yang telah ditetapkan
dalam menentukan wewaran dan bisa pula menggunakan jari-jari tangan, dengan
ruas di masing-masing jari sebagai “rumah/kolom” dari wewaran tersebut. Kedua
cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam beberapa aspek. Umat
hindu diberikan kebebasan memilih cara yang paling sesuai dengan tingkat
kemampuan masing-masing.
4. Dalam etikanya Nyaya mengajarkan
agar seseorang berbuat baik dalam hidupnya sehingga dengan demikian akan
terwujud hidup yang harmonis. Mengenai ajaran ini telah diwujudkan melalui
pelaksanaan Tri Hita Karana yang pembagiannya adalah parhyangan,
pawongan dan palemahan.
Perhatikan pernyataan berikut :
1). Umat hindu dianjurkan untuk membangun palinggih Kamulan di rumahnya
2) Adanya pelaksanaan Tabuh Rah
dalam upacara ngenteg linggih
3). Pelaksanaan Pujawali yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan
4). Memberikan dana punia melalui lembaga-lembaga keuangan non profit
Pernyataan yang sesuai dengan konsep parahyangan dalam ajaran filsafat
nyaya adalah :
A. 1,2 dan 4
B. 2 dan 4
C. 1 dan 2
D. 2,3 dan 4
E. 1 dan 3
JAWABAN : E
SOAL
HOTS KELAS XI
PENDIDIKAN
AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
SMAN
I KOTAGAJAH
oleh
SC
RIYANANDA ADHI, S.Ag.,M.Si
JAWABAN:
SOAL
HOTS KELAS XII
PENDIDIKAN
AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
SMAN
I KOTAGAJAH
oleh
SC
RIYANANDA ADHI, S.Ag.,M.Si
Jelaskanlah mengapa gambar tersebut diatas dapat dikatakan sebagai bentuk
implementasi ajaran yantra pada masyarakat Hindu Bali?
JAWABAN :
Gambar tersebut diatas merupakan rerajahan yang dipergunakan dalam upacara
padudusan tingkatan utama, yang dibuat pada selembar kain. Rerajahan tersebut dikatakan sebagai bentuk
yantra karena dapat digolongkan pada Bhu Pristha
Yantrayaitu yantra yang dibuat secara
timbul atau dipahat pada suatu bahan tertentu dan yantra yang hanya ditulis
pada selembar kertas atau kain. Rerajahan ini merupakan simbol kekuatan dari
dewata nawa sanga dan dibuat untuk mempermudah konsentrasi umat dalam memahami
energi yang dipancarkan dewata nawa sanga sebagai penguasa sembilan penjuru
mata angin.
|
|
Padma sana
Padma Tiga
JAWABAN
:
- Helai daun bunganya berjumlah delapan sesuai dengan jumlah manifestasi Hyang Widhi di arah delapan penjuru mata angin sebagai kedudukan Horizontal. : Timur (Purwa) sebagai Iswara, Tenggara (Agneya) sebagai Maheswara, Selatan (Daksina) sebagai Brahma, Barat Daya (Nairiti) sebagai Rudra, Barat (Pascima) sebagai Mahadewa, Barat Laut (Wayabya) sebagai Sangkara, Utara (Uttara) sebagai Wisnu, Timur Laut (Airsanya) sebagai Sambhu.
- Puncak mahkota berupa sari bunga yang menggambarkan simbol kedudukan Hyang Widhi secara vertikal dalam manifestasi sebagai: Siwa (adasthasana/ dasar), Sadasiwa (madyasana/ tengah) dan Paramasiwa (agrasana/ puncak)
- Bunga teratai hidup di tiga alam yaitu tanah/lumpur disebut pertiwi, air disebut apah, dan udara disebut akasa.
- Padma Tiga yang berada di kanan dengan busananya berwarna hitam untuk Parama Siwa yang berada di luar alam semesta, dalam keadaan Nirguna Brahman artinya tanpa sifat atau manusia tidak mungkin melukiskan sifat-sifat Tuhan Yang Mahakuasa itu.
- Padma Tiga yang di tengah dengan busananya berwarna putih kuning untuk Sada Siwa, Tuhan keadaan Saguna Brahman. Artinya Tuhan sudah menunjukkan ciri-ciri niskala untuk mencipta kehidupan yang suci dan sejahtera. Putih lambang kesucian dan kuning lambang kesejahteraan.
- Padma Tiga yang di kiri dengan busananya berwarna merah itu sebagai simbol Siwa yang melukiskan keberadaan Tuhan sudah dalam keadaan krida sebagai Tri Kona. Dalam hal inilah Tuhan sebagai Siwa bermanifestasi menjadi Tri Murti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar